Jumat, 26 November 2010

Makhluk Selain Manusia Yang Bisa Menstruasi

Menstruasi merupakan satu siklus yang terjadi setiap bulannya pada kaum perempuan sebelum mengalami menopause. Tapi selain manusia, ternyata ada pula mamalia betina lain yang juga mengalami menstruasi.

Pada dasarnya, hanya manusia dan kera besar (gorila, orangutan, simpanse dan bonobo) yang benar-benar menunjukkan siklus menstruasi. Tapi sebenarnya mamalia lain juga mengalami menstruasi. Hanya saja, menstruasi pada mamalia lain tidak seperti menstruasi pada manusia.

Dilansir dari Madsci, Jumat (29/10/2010), beberapa spesies yang mengalami menstruasi yaitu monyet, lemur, kuda, kerbau, jerapah, zebra, badak, kucing, anjing, tikus pohon, gajah, landak dan serigala.

Pada manusia, proses luruhnya dinding rahim sebagai akibat tidak adanya pembuahan ditandai dengan pendarahan yang biasanya berlangsung 3 sampai 7 hari. Rata-rata selama menstruasi manusia kehilangan 10-80 mL darah.

Pada manusia, siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, kadang-kadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari.

Sedangkan pada kera besar siklus menstruasi tergolong teratur. Panjang siklus menstruasi bervariasi, rata-rata 29 hari pada orangutan dan 37 hari pada simpanse.

Tidak seperti manusia dan kera besar, pada mamalia lain proses menstruasi bisa dikatakan 'diam-diam', karena proses peluruhan dinding rahim (endometrium) yang ditandai dengan pendarahan justru tidak terlihat secara eksternal atau kasat mata.

Saat tidak terjadi pembuahan, rahim akan menyerap dinding rahim sehingga tidak terjadi pendarahan. Ada beberapa memalia yang mengalami pendarahan, tetapi pendarahan tersebut tergolong ringan dan sangat singkat, sehingga banyak manusia yang tidak mengetahuinya.

Mamalia lain juga tidak mengalami menstruasi rutin setiap bulan, tetapi hanya beberapa kali dalam setahun.





















http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5766106

Selasa, 16 November 2010

jaga badan anda , tips sehat setelah makan SATE ....


Kalau Anda makan sate, jangan lupa makan timun setelahnya. Karena ketika kita makan sate sebetulnya ikut juga karbon dari hasil pembakaran arang yang dapat menyebabkan kanker. Kenapa ini harus di bahas? karena untuk menjadikan gaya hidup yang sehat, Untuk itu kita punya obatnya yaitu timun yang disarankan untuk dimakan setelah makan sate. Karena sate mempunyai zat Karsinogen (penyebab kanker) tetapi timun ternyata punya anti Karsinogen. Jadi jangan lupa makan timun setelah makan sate.


Informasi di atas telah lama beredar di dunia maya sejak awal tahun 2000an. Biasanya muncul bersama dengan info mengenai racun udang-vitamin C dan mie instan berlapis lilin. Hinggga saat ini pun masih banyak situs-situs yang mengutipnya. Memang setelah dibaca sekilas seperti terlihat masuk akal, namun bagaimanakah sebenarnya yang terjadi? Mari kita bahas.

* Sate mengandung zat karsinogenik.

Penelitian telah menunjukkan bahwa beberapa jenis daging tertentu yang dimasak pada suhu yang tinggi dapat memproduksi senyawa baru yang sebelumnya tidak terdapat dalam keadaan mentah. Beberapa dari jenis senyawa ini berpotensi menyebabkan kanker, misalnya heterocyclic amines (HCA) dan polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH).

PAH merupakan kelompok senyawa yang terbentuk akibat pembakaran yang tidak sempurna dari zat-zat anorganik (arang, minyak dan gas) serta zat organik seperti tembakau. Dalam daging yang dipanggang, PAH terbentuk saat lemak daging menetes ke atas arang, kemudian menyatu dalam asap dan melekat dalam makanan tersebut. PAH juga dapat terbentuk langsung saat daging yang dipanggang terlalu gosong sehingga teksturnya menjadi seperti arang.

HCA terbentuk ketika asam amino (unsur pembangun utama dari protein) dan kreatin (senyawa yang terdapat di jaringan otot) bereaksi pada suhu tinggi. Ada 4 hal yang berpengaruh terhadap pembentukan HCA, yaitu: jenis makanan, suhu, waktu, dan cara memasak. Daging yang dimasak menghasilkan HCA lebih banyak dari sumber protein lain (telur, susu, tahu dan daging jeroan seperti hati) yang mengandung sedikit HCA atau tidak sama sekali. HCA juga ditemukan dalam jumlah paling besar pada daging yang digoreng dan dipanggang langsung di atas api karena melibatkan suhu yang sangat tinggi. Suhu yang tinggi ini memiliki peranan sangat penting dalam pembentukan HCA. Daging yang dipanggang dalam oven menghasilkan HCA lebih sedikit karena suhu yang digunakannya lebih rendah. Daging yang direbus dalam suhu kurang dari 100oC menghasilkan zat ini lebih sedikit lagi. Selain itu, waktu memasak yang lebih lama juga akan menghasilkan HCA lebih banyak.

Jadi, apakah sate mengandung zat karsinogenik? YA.

* Timun mengandung zat antikarsinogenik.

Sebagai sayuran, timun mengandung karotenoid, folat serta vitamin C. Dari berbagai penelitian, zat-zat ini terbukti bersifat sebagai antikarsinogenik. Zat-zat lain yang potensial sebagai senyawa antikarsinogenik diantaranya: flavonoid, senyawa fenolat, serat makanan, isotiosianat, dan isoflavon. Zat-zat tersebut terkandung dalam sayuran dan buah-buahan secara umum. Zat-zat tersebut memproteksi tubuh dari kanker dengan beberapa cara antara lain: mengobati cedera oksidatif pada lemak dan DNA, stimulasi perbaikan DNA serta induksi apoptosis.

Jadi, apakah timun mengandung zat yang berpotensi sebagai antikarsinogenik? YA.

* Makan timun setelah makan sate.

Setelah kita mengetahui bahwa sate mengandung zat penyebab kanker dan timun mengandung zat antikanker, apakah tepat saran untuk makan timun setelah makan sate? Hal tersebut membutuhkan pengamatan yang lebih dalam lagi.

Berbagai penelitian memang menunjukkan hubungan yang positif antara konsumsi sayuran dan buah-buahan dengan penurunan risiko terjadinya kanker. Data yang diperoleh kebanyakan berasal dari penelitian epidemiologis yang mencari hubungan antara banyaknya kejadian kanker dengan konsumsi makanan. Dari penelitian tersebut terlihat bahwa peningkatan konsumsi sayuran dan buah-buahan dapat menurunkan risiko terkena kanker.

Saran untuk mengkonsumsi timun setelah makan sate untuk mengurangi resiko kanker masih perlu dipertanyakan apabila dilihat dari hal berikut:


1. Timun yang diberikan oleh penjual sate biasanya hanya beberapa potongan saja. Meskipun tidak ada data pasti mengenai seberapa banyak timun yang harus dimakan, namun untuk bisa melenyapkan rasa khawatir terkena kanker akibat sate, jumlah tersebut mungkin masih kurang. Dalam hal ini, kita bermain dengan risiko. Secara logika, resiko kanker berbanding terbalik dengan konsumsi timun. Artinya, makin banyak konsumsi timun, risiko kanker akibat sate akan makin sedikit. Selain itu, jumlah sate yang dimakan juga berpengaruh terhadap paparan zat-zat karsinogenik yang akhirnya berpengaruh pula terhadap risiko terkena kanker. Namun tentunya, hal tersebut membutuhkan penelitian yang lebih mendalam lagi.

2. Apabila timun tersebut diberikan dalam bentuk acar/asinan, maka yang mungkin terjadi malah kebalikan dari yang diharapkan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa acar/asinan buah-buahan memiliki hubungan positif dengan risiko terkena kanker, Alih-alih melindungi dari kanker, acar timun malah manambah faktor risiko kanker.

3. Timun hanyalah salah satu dari berbagai jenis sayuran yang mengandung zat antikanker. Masih banyak sayuran lain yang lebih populer dalam menurunkan risiko terkena kanker. Mengapa harus timun?

http://sehat-mu.blogspot.com/2010/02/makan-timun-setelah-makan-sate.html
 
Copyright © 21_dindablues. All rights reserved.
Blogger template created by Templates Block | Start My Salary
Designed by Santhosh